Muhammad Nur Said, putra dari Bapak Suharta dan Ibu Saadah adalah seorang siswa SD Al Irsyad Al Islamiyyah Kota Cirebon. Said terpilih sebagai Wakil II Duta Literasi Anak Jawa Barat 2018. Program Pemilihan Duta Baca Anak Provinsi Jawa Barat ini digelar untuk pertama kalinya atas kerjasama antara Paguyuban Duta Perpustakaan Jawa Barat dan Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Jawa Barat. Pemilihan Duta Baca Anak Jawa Barat tersebut melalui beberapa tahapan diantaranya adalah seleksi administrasi, dilanjutkan dengan babak penyisihan, lalu ke tahapan karantina, terakhir adalah acara grand final yang diselenggarakan pada tanggal 25 November 2018. Berikut ini tulisan Said yang diserahkan kepada tim Website Dinas Pendidikan Kota Cirebon yang mengisahkan perjalanannya hingga terpilih menjadi duta baca anak Jawa Barat 2018.

================================================================================

Namaku Muhammad Nur Said, panggilan kesayanganku “Said”. Sekarang aku duduk di kelas 5A SD Al Irsyad Al Islamiyyah Kota Cirebon. Aku mengikuti kegiatan literasi kurang lebih  1 tahun. Membaca memang hobbyku. Hobbyku sama dengan hobby ibuku. Kata ibu, “ Reading is cool “ (membaca itu keren). Aku lebih suka jalan-jalan ke tok0 buku daripada ke tempat lain.

Awal ceritanya aku bisa terpilih menjadi duta baca jabar generasi pertama adalah guru literasiku di sekolah Ustadzah Devi, begitu beliau disapa. Beliau mendapat informasi dari group whatsapp Sagu Sabu bahwa ada pemilihan duta baca. Lalu beliau mendaftarkan kami ( lima peserta ) dari SD Al Irsyad Al Islamiyyah, termasuk aku diantaranya. Setelah melalui seleksi administrasi dari 305 peserta, akhirnya terpilih 105 peserta untuk mengikuti seleksi tahap II ( meliputi tes membaca Bahasa Inggris, Bahasa Daerah, Bahasa Indonesia, Tes Pengetahuan Umum dan wawancara ). Singkat cerita setelah tahapan seleksi tersebut, malam harinya ayah menerima telepon dari panitia duta baca bahwa aku lolos masuk grand final 8 pasangan duta baca jabar dan harus mengikuti masa karantina selama tiga hari mulai tanggal 23 s.d. 25 Nopember 2018. Mendapat berita itu, aku senang, terharu dan bersyukur serta ada perasaan tidak percaya.

Aku sudah tidak sabar lagi mengikuti kegiatan karantina dan puncak acara grand final duta baca, ini adalah kesempatanku yang tidak boleh disia-siakan. Akhirnya hari yang aku tunggu tiba juga. Aku berangkat diantar Ustadz Ari kepala sekolahku dan Ustadz Agus. Ada perasaan sedih waktu itu kedua orang tuaku tidak bisa mengantarku seperti peserta yang lain, karena pada waktu bersamaan ayah dan ibu sedang ada tugas dinas yang tidak bisa ditinggalkan dan waktu itu kaki ayah sedang sakit. Ibu berpesan agar anak laki-laku harus kuat, bertanggung jawab dan mandiri. Meskipun begitu aku yakin beliau selalu mendo’akanku.

Selama karantina tidak diperbolehkan dijenguk keluarga, tidak boleh membawa uang saku dan tidak boleh membawa gadget. Dimasa-masa karantina, banyak sekali yang aku dapatkan, teman-teman baru yang baik hati dari berbagai kota dalam satu provinsi, bertambah teman bertambah saudara. Selain itu kakak-kakak pembimbing yang baik hati mengajarkan banyak hal sepeti kemandirian dan tanggung jawab. Aku mendapatkan ilmu gratis, pengalaman baru, wawasan baru yang tidak akan terulang untuk kedua kalinya. Ditempat karantina banyak yang harus aku lewati diantaranya tes kepercayaan diri, sopan santun, unjuk bakat dan minat serta seluruh peserta harus mempresentasikan cita-citanya diacara puncak. Pada sesi unjuk bakat dan minat aku menampilkan robotic. Selama tiga menit aku mepresentasikan cita-citaku yaitu “ Aku Ingin menjadi Desainer Kendaraan “, keren kan teman-teman ? Tepuk tanganpun bergemuruh saat itu.

Tibalah saatnya pengumuman siapa peserta terpilih menjadi duta baca jabar generasi pertama. Alhamdulillah aku terpilih sebagai juara III Duta Baca Jabar Generasi Pertama. Sujud syukur kepada Allah SWT, terima kasih atas ridho dan izin_Nya, kepada kedua orang tua, keluarga yang tidak pernah lelah membimbingku dengan kesabaran dan do’a, Ustadz Ari, Ustadz Agus, Ustadzah Devi guru literasiku, Ustadzah Fadlun, Ustadzah Lisna, ustadz dan ustadzah yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, keluarga besar Al Irsyad, teman-temanku yang selalu memberikan do’a dan semangat terima kasih banyak. Semoga Allah memberikan pahala yang setimpal, aamiin.

 

Itulah teman-teman ceritaku, semoga dapat memotivasi kita semua. Pesanku buat teman-teman semua adalah buku adalah gudang ilmu, buku adalah teman yang baik. Mulai saat ini mari kita tingkatkan minat baca kita. Dengan membaca akan membuka jendela dunia, teruslah mencintai ilmu. Teruslah yakin dengan langkah kita, serta hilangkan rasa malu karena akan menghambat kesuksesan kita. Membaca itu keren, salam literasi. (Said)

KISAH SAID PERAIH JUARA III DUTA BACA ANAK JAWA BARAT GENERASI PERTAMA
Tag pada:

2 gagasan untuk “KISAH SAID PERAIH JUARA III DUTA BACA ANAK JAWA BARAT GENERASI PERTAMA

  • 4 Desember 2018 pukul 7:05 am
    Permalink

    sy sebagai orang tua dr Muhammad Nur Said..mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan baik moral dan material kepada yth. bpk plt. walikota cirebon kota dan kepala dinas pendidikan cirebon kota, serta semua pihak yg telah mendukung anak kami…semoga Allah SWT memberikan kebaikan2 yg tak terhingga kepada bpk2 semua ….. aamiin….

    Balas
    • 4 Desember 2018 pukul 8:44 am
      Permalink

      aamiin.

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *