Sesuai amanat Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 10 Tahun 2013 dan Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 36 Tahun 2015 terkait Diniyah-Takmiliyah, Dinas Pendidikan terus mengupayakan pengembangan program diniyah takmiliyah. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah melalui pengembangan kerja sama dengan berbagai pihak. Hari Jumat, 18 Januari 2019, bertempat di Pondok Pesantren Al Bahjah Kepala Dinas Pendidikan, Drs. H. Jaja Sulaeman, M.Pd melakukan pertemuan dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah, KH. Buya Yahya.

Pertemuan tersebut membahas terkait pengembangan program diniyah takmiliyah di Kota Cirebon. Hal-hal yang mengemuka dalam pertemuan itu diantaranya terkait penyediaan tenaga pengajar, pelatihan bagi tenaga pengajar diniyah takmiliyah yang ada saat ini, pengembangan kurikulum, penyediaan bahan ajar serta sarana pendukung pembelajaran/pelatihan lainnya.

Hadir dari Dinas Pendidikan; Kadisdik, Sekdis, Kabid Pembinaan Dikdas, Kasi Kurikulum Bidang Pembinaan Dikdas, Kasi PDPK Bidang Pembinaan Dikdas, perwakilan kepala SD dan kepala SMP serta pelaksana. Hadir juga dalam kesempatan itu Plt. Kabag Kesra Setda Kota Cirebon dan Kasi Diniyah-Pondok Pesantren Kantor Kemeneterian Agama Kota Cirebon.

Kadisdik menyampaikan program diniyah takmiliyah ini sudah berjalan dengan anggaran dari APBD Kota Cirebon sejak tahun 2017 sebanyak 15 sekolah terdiri dari 10 SDN dan 5 SMPN. Pada tahun 2018 sebanyak 20 SDN dan 18 SMPN. Tahun 2019 ini belum ada peningkatan, masih sama dengan tahun 2018 yaitu 38 sekolah.

“Tiga puluh delapan sekolah yang menjadi sasaran program diniyah takmiliyah yang didanai oleh APBD belum menyentuh semua peserta didik, karena dalam anggaran hanya diperuntukkan bagi 40 orang. Meskipun pada kenyataannya beberapa sekolah akhirnya mengikutkan seluruh peserta didiknya untuk mengikuti program diniyyah takmiliyah itu, diantaranya SDN Karang Jalak dan SMPN 12 Kota Cirebon. Harapan kami sebenarnya seluruh sekolah baik negeri ataupun swasta dapat melaksanakan program diniyah ini”

Kurikulum madrasah diniyah dirasakan terlalu berat diterapkan pada sekolah umum, menjadi salah satu kendala yang diungkapkan oleh Kepala SMPN 12, Iis Nuraeni, S.Pd, M.Pd.i.

“Selain kendala kekurangan tenaga pengajar, kurikulum madrasah diniyah takmiliyah dirasakan terlalu berat, mengingat waktu yang tersedia hanya 2 jam untuk dua kali pertemuan dalam 1 minggu. Diniyah takmiliyah yang dikembangkan di sekolah adalah madrasah diniyah takmiliyah kemitraan”

Buya Yahya selaku Pimpinan Pondok Pesantren Al-Bahjah juga merasa bahagia atas kedatangan Dinas Pendidikan. Pihaknya menyambut baik dengan pengembangan program diniyah tersebut dan siap memberikan dukungan untuk mengembangkan kurikulum diniyyah takmiliyah dan melakukan pelatihan tenaga pengajar diniyyah agar kurikulum yang diterapkan di sekolah seragam.

“Kami merasa bahagia dan bersyukur kepada ALLAH SWT yang telah mengirimkan bapak/ibu kesini demi untuk tujuan dakwah. Kurikulum yang akan diterapkan nantinya terkait dengan akidah praktis, fikih praktis, akhlak praktis dan baca tulis Al-Qur’an. Kurikulum ini akan dikemas secara menarik sehingga anak-anak sekali menerima materi mereka sendiri yang akan merasa tertarik sehingga mau terus menggali materi pada pertemuan-pertemuan selanjutnya”

Dinas Pendidikan merasa pihaknya merasa beruntung dengan adanya pertemuan tersebut. Pasalnya berbagai permasalahan yang dirasakan pihak sekolah terkait dengan keterbatasan anggaran, kekurangan tenaga dan kurikulum diniyah takmiliyah menemui titik terang. (Lisy).

DISDIK KEMBANGKAN PROGRAM DINIYAH-TAKMILIYAH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *