Guru-guru Kota Cirebon tanpa lelah meningkatkan kompetensinya. Sedikitnya 120 tenaga pendidik dari SD SMP kota udang ini mengikuti Workshop Guru Menulis di Hotel Grand Dian Kota Cirebon, Sabtu (17/11). Guru-guru fokus menulis buku yang akan diterbitkan pada akhir Nopember 2018 ini. Sebagai narasumber dari tim PB PGRI pusat dan guru penulis Komunitas Gelemaca Kota Cirebon.
Hadir dalam acara pembukaan workshop Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Cirebon Drs Adin Imaduddin, Ketua PGRI Kota Cirebon H Abdul Haris, S.Pd., MM beserta jajarannya. Perwakilan PB PGRI Pusat DR. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd., Caca Danuwijaya, S.S,. M.Pd, dan Budi Setia Baskara, S. Pd, MM. Disematkan juga doa khusus Prof Dr H M. Surya mantan ketua PB PGRI yang wafat Selasa 13 Nopember 2018 lalu.
Sebagai narasumber adalah dari tim Asosiasi Profesi Keahlian Sejenis (APKS) PGRI Pusat, dan tim guru penulis dari Komunitas Literasi Gelemaca Kota Cirebon Hj Iis Nur’aeni, S.Pd., M.Pd.I, Adi Tama, S.Pd dan Andhi Rachman, S.Pd. Selaku moderator adalah Daryo Susmanto, S.Sos., M.Pd, pegiat Gerakan Literasi Masyarakat Cirebon Kota (Gelemaca).
Ketua Komunitas Literasi Gelemaca Kota Cirebon Lilik Agus Darmawan, S.Pd., MM mengatakan, sebanyak 120 guru-guru SD SMP tersebut adalah guru pilihan. Mereka mengikuti workshop menulis buku yang akan diterbitkan bersamaan puncak acara Hari PGRI secara nasional akhir Nopember ini. Pihaknya berharap kepada pihak PGRI pusat untuk bisa membantu dan memimbing semangat guru-guru penulis Kota Cirebon.
“Guru-guru ini adalah guru pilihan yang akan menulis, cerpen, best practise atau artikel. Kami dari Komunitas Literasi Gelemaca bekerja sama dengan PGRI Kota Cirebon untuk memfasilitasi mengembangkan kemampuan mereka dalam menumbuhkan budaya literasi,” tutur Lilik yang juga Kepala SMP Negeri 1 Kota Cirebon dalam sambutannya di depan undangan dan peserta workshop.
Ketua PGRI Kota Cirebon H Abdul Haris, S.Pd., MM memuji upaya komunitas literasi Gelemaca yang pandai membaca perkembangan jaman. Menurutnya, saat ini gerakan literasi menjadi booming di Indonesia. Gerakan ini secara historis adalah kebijakan lanjutan sebagai upaya pemerintah dalam menumbuhkan budaya literasi. Ujungnya tetap untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Saya jadi PNS itu tahun 1983. Sejak itu budaya literasi guru yang dikembangkan melalui PTK–Penelitian Tindakan Kelas. Kini gerakan literasi berkembang menjadi gerakan membaca dan menulis buku dan artikel,” kenang mantan Kepala SMP Negeri 4 Kota Cirebon yang menyinggung prihatin dengan proses seleksi CPNS tahun 2018 yang kurang mengakomodir guru honor.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Cirebon Drs Adin Imaduddin menyambut baik upaya Komunitas Literasi Gelemaca dalam melaksanakan kegiatan workshop. Workshop ini diharapkan bisa melahirkan guru-guru literat yang akan mendukung kompetensi guru profesional. Sekalipun guru-guru masa kini memiliki tugas tambahan diluar tugas pokoknya.
“Komunitas Gelemaca sudah teruji menggerakan guru-guru untuk menumbuhkan budaya literasi. Kendati tugas guru sekarang banyak tugas tambahan karena terbatasnya tenaga tata usaha di sekolah hingga 832 orang. Tugas tambahan sebagai pengelola BOS, dapodik dan lainnya. Nah sekarang bagaimana caranya bisa menulis ditengah jeda kegiatan lain namun tulisannya tetap tuntas,” jelasnya. (PaDE)