Matahari bersinar agak bersahabat pagi itu, Jum’at (8/2), di lokasi Taman Baca Anak Pesisir (TBA Pesisir), Desa Bandengan, Mundu, Cirebon. Tepat pukul 09.10 tamu yang ditunggu-tunggu datang mengunjungi TBA Pesisir. Ibu Winny Agung Budi Maryoto, Ketua Yayasan Kemala Bhayangkari (YKB) Jawa Barat. Hadir dalam penyambutan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Jaja Sulaeman, selaku pembina Komunitas Literasi Gelemaca. Ketua Komunitas Literasi Gelemaca, Pihak PT Cirebon Power (CP), Ditpolairud, dan Gatot Maca. Nama terakhir berperan sebagai penyambut Ketua YKB Jabar.

Sebuah buket bunga diiringi musik marawis dan atraksi Gatot Maca menjadi acara pembuka dalam rangkaian acara Peresmian TBA Pesisir. Ibu Winny tampak tersenyum melihat kehadiran Gatot Maca yang merupakan ikon TBA Pesisir. Ia juga memberikan lambaian salam kepada seluruh tamu undangan, termasuk anak-anak yang selalu mendatangi TBA ini.

Setelah tiba di depan panggung dan seluruh peserta acara duduk, pembawa acara menyampaikan rangkaian acara pembukaan. Dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan, doa oleh ketua relawan TBA, penayangan video selayang pandang TBA, dan dilanjutkan dengan acara sambutan dari ketua pelaksana, Direktur Polairud Jabar, Kombes Pol Widi Handoko.

Dalam sambutannya, Widi mengutarakan TBA yang berdiri di wilayah tersebut merupakan hasil kerjasama Polairud dan PT CP yang menggandeng Komunitas Gelemaca untuk mewujudkan program literasi di pesisir. Sejak bulan Desember hingga sekarang, program ini dianggap berhasil dan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh anak-anak di sekitar Bandengan agar mereka terus dapat belajar dan belajar. Selanjutnya Ditpolairud Jabar menyampaikan bantuan berupa paket buku yang diserahkan secara simbolik kepada Gelemaca, diwakili oleh ketua pelaksana program TBA, Nova Haryono.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari PT CP yang diwakili oleh senior manager, Yusuf Arianto. Dalam sambutannya, PT CP yang berlokasi di sekitar Mundu memiliki visi memberdayakan masyarakat sekitar. Salah satu programnya adalah literasi. Yusuf juga menyampaikan program unggulan bidang pendidikan yang telah dilakukan oleh PT CP diantaranya pemberian bantuan pada 2.000 siswa berprestasi di 22 sekolah, Belajar Bersama PT CP, dan TBA Pesisir.

Pada kesempatan itu, Pembina Komunitas Gelamaca yang juga Kepala Dinas Pendidikan menyematkan selempang dengan tulisan Bunda Literasi Pesisir kepada ketua YKB. Ini adalah sebuah penghargaan karena perhatian dan dedikasi ketua YKB terhadap program literasi, khususnya yang ada di TBA Pesisir.

Peresmian TBA Pesisir

TBA Pesisir yang digagas oleh Komunitas Gelemaca sejak bulan Oktober dan dioperasikan mulai dari pertengahan Desember hingga sekarang memang telah mengalami perkembangan, baik dari jumlah peserta maupun dari jumlah judul buku. Tak kurang 150 anak pesisir di tiga desa, yakni: Bandengan, Citemu, dan Waruduwur. Koleksi buku TBA saat ini mencapai lebih dari 1.000 judul buku. Selain itu, telah dilengkapi dengan permainan edukasi, jaringan internet, dan semua itu dikelola oleh 10 orang relawan binaan Gelemaca.

TBA yang berlokasi di Rumah Aspirasi Nelayan-Polairud, tentu mengundang perhatian istri Kapolda (Ketua YKB), apalagi di dalamnya ada TBA. Yayasan Kemala Bayangkhari memang sedang gencarnya mensukseskan program literasi dengan membangun beberapa TBA di wilayah Jawa Barat. Seperti yang disampaikan ketu YKB dalam acara tersebut, keberadaan TBA ini menjadi program yang terus diupayakan agar bisa hadir di wilayah kabupaten-kota di Jawa Barat. Selain meresmikan TBA Pesisir, YKB juga memberikan beberapa paket bantuan, diantaranya buku, komputer, jaringan internet, dan hadiah untuk anak-anak peserta TBA.

Dalam acara peresmian tersebut, Ketua TBA menandatangani plakat peresmian yang disaksikan Pembina Gelemaca, Ketua Gelemaca, Dir Polairud, PT CP, tokoh masyarakat, dan perwakilan dari Gramedia. Selepas penandatanganan plakat, ketua YKB berkesempatan meninjau TBA dan melihat secara langsung kegiatan membaca di TBA.

Bukan TBA Biasa

“Ini bukan Taman Baca biasa, ini Taman Baca di Pesisir, itulah yang membuat beda Taman Baca ini,” ujar Winy. Benar TBA Pesisir memiliki keunikan sendiri. Selain lokasi, keunikan lainnya adalah programnya yang tidak biasa. Setiap hari lebih dari 30 anak mengunjungi TBA. Bahkan di hari Sabtu, sekitar 150 anak menyesaki ruang TBA.

Membaca Buku dan Mengisi Jurnal

Kegiatan utama peserta TBA adalah membaca buku. Setelah membaca buku, anak-anak kemudian mengisi jurnal. Jurnal merupakan isian yang berfungsi untuk merekam hasil bacaan anak. Mulai dari identitas buku hingga kesan yang di dapat setelah membaca buku. Pengisian jurnal menjadi kegiatan rutin di TBA setiap harinya.

Mendongeng

Setiap hari, selain membaca buku, anak-anak juga disuguhkan dengan dongeng. Dongeng diyakini sebagai instrumen untuk mentransfer karakter dan sikap yang efektif untuk anak. Anak-anak sangat suka dengan cerita. Untuk itu relawan dan Gelemaca secara rutin mengadakan acara mendongeng. Gatot Maca adalah yang paling ditunggu anak-anak untuk mendongeng.

Membaca di Atas Perahu

Kehidupan pesisir yang dekat dengan laut. Tak lepas dari bersandarnya puluhan perahu. Perahu-perahu yang kebetulan bersandar tepat di depan TBA, menjadi lokasi favorit anak-anak jika ruangan TBA sudah penuh sesak. Mereka menikmati buku sambil diiringi semilir angin laut yang berhembus. Sensasi ini ingin juga dirasakan oleh Ketua YKB beserta para pengurusnya. Sehingga selepas peresmian, beliau menyempatkan membaca di perahu dengan anak-anak. Bahkan 2 buah perahu dan 2 buah kapal patroli mengiri kegiatan membaca di atas perahu hari itu.

Masih banyak kegiatan inovatif lain yang diadakan di TBA. Ini memang harus terus berlangsung agar keberadaannya tetap ditujua anak-anak ini. Banyak hal lebih yang didapat anak-anak ini selain isi buku. Semoga minat baca dan literasi yang sering disematkan pada negara kita dengan kategori rendah, bisa berubah suatu saat nanti. Karena melihat kenyataan saat di TBA, ada generasi post-milenial yang siap menggantikan generasi saat ini dengan kemampuan literasi tinggi. Asalkan buku tidak menjadi barang yang sulit untuk digapai, kita mesti optimis. Semoga keberadaan TBA ini dapat menular di tempat-tempat lain. (KS)

 

(Bukan) Taman Baca Anak Biasa
Tag pada:            

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *